Senin, 03 November 2014

Kita sering menghindari orang yang (katanya) mencintai kita. Karena kita tidak ingin dicintai oleh orang tersebut. Karena kita tidak suka disukai oleh orang tersebut.

Kita sering mengejar orang yang (sepertinya) kita cintai. Karena kita menginginkannya meski orang itu enggan. Kita menjadi orang yang dihindari, bahkan menjadi orang yang dibenci. Padahal kita datang dengan rasa cinta?

Kita bertanya, “Apa salahnya?”

Kita akan belajar kebijaksanaan bila kita mampu menempatkan diri dalam posisi-posisi orang lain. Orang-orang yang kita benci, orang-orang yang kita hindari, orang-orang yang kita enggan bergaul dengannya, orang-orang yang bahkan sering kita caci.

Kita kehilangan banyak waktu untuk urusan yang tidak begitu perlu, kita kehilangan banyak kesempatan demi mengejar hal-hal yang sama sekali tidak penting. Kita terlalu bersedih pada penolakan, padahal kita pun sering melakukan penolakan. Kita terlalu berduka karena dijauhi, padahal kita pun sering menjauhi.

Kita harus belajar mencintai dengan bijaksana. Sesuatu yang sering dilupakan oleh banyak manusia. Tidak gegabah dan terburu-buru, tidak terlalu menampilkan isi hati, pandai menyiasati perasaan, berhati-hati dalam berucap, pandai mengatur logika. Cinta tidak akan menjadi sebuah keindahan bila diikuti dengan laku yang tidak santun.

Bukankah kita menghindari seseorang yang mencintai kita bukan karena orang tersebut? Lebih kepada caranya mencintai kita yang begitu norak. Kita ingin diperlakukan dengan istimewa dan terhormat. Maka, belajarlah untuk memperlakukan cinta kita kepada orang lain secara terhormat. Kita akan belajar menyikapi perasaan kita dengan bijaksana.

Sabtu, 04 Oktober 2014

Kamu berantakan dan aku terlalu rapi, bisakah kita menyeimbangkan?
Kamu tepat waktu sedang aku sering lupa waktu, bisakah kita menyeimbangkan?
Kamu cerdas dan aku biasa-biasa saja, bisakah kita menyeimbangkan?
Kamu pendiam lalu aku banyak bicara, bisakah kita menyeimbangkan?
Kamu suka membaca buku dan aku suka bernyanyi, bisakah kita menyeimbangkan?
Kamu sangat murah hati sementara aku pelit sekali, bisakah kita menyeimbangkan?
Kamu pandai mengaji dan aku biasa-biasa aja, bisakah kita menyeimbangkan?
Kamu pelupa sedangkan aku ingat setiap detil, bisakah kita menyeimbangkan?
Kamu menyukai petualangan sementara aku lebih suka bepergian yang aman, bisakah kita menyeimbangkan?

Kita tidak mesti sama dalam segala hal, kan? Kita bisa menyeimbangkan, kan?

Sabtu, 23 Agustus 2014

Komik "Jodoh Pasti Bertemu"

Jaman dahulu kala, semua orang berbagi 1 hati. Semua orang   berpasang-pasangan, sebelum akhirnya kekuatan langit memisahkan mereka...
 

 Kini, semua orang harus kehilangan "setengah" diri mereka yang lain. Mereka tak lagi berpasang-pasangan...


Semua orang sibuk mencari pasangan mereka, dimana mereka sebelumnya sudah berbagi hati...

 
Namun, ternyata usaha itu tidak mudah.... Wahai pasangan hidupku dimana kamu?
 

 Manusia terus mencari separuh jiwanya. Ada yang beruntung bisa menemukanya (kembali).

Setelah menemukannya, manusia bisa berpasangan lagi.
 

 Namun, ada juga yang tidak seberuntung itu. Ia tetap sendiri...

Sampai akhirnya....

 Akan ada suatu masa dimana kita akan menemukan kepingan hati yang dulu hilang. 



Tamat.

Sabtu, 19 April 2014

aku harus menunggu, lagi lagi :'(

Kau harus tahu,
langit dan bumi tidak pernah menyatu,
tapi ketika hujan, mereka bisa bersatu erat saling bercengkerama begitu indah, atas setiap tetesnya.
Amat mesra saling menyapa.

Kau harus tahu,
lautan dan matahari tidak pernah menyatu.
tapi ketika sunset, matahari tenggelam di kaki langit sana,
maka garis horizon laut memeluk erat sang matahari.
Untuk besok berjanji kembali akan bersua
Di sini, di tempat yg sama, di waktu terjanjikan

Kau harus tahu,
bulan dan permukaan kolam jauh saja letaknya
tapi saat purnama, tataplah permukaan kolam yang tenang
maka bulan persis berada di dalam relung hatinya
Memantulkan bayangan begitu anggun
kebersamaan singkat yang begitu mempesona

Maka,apalagi kita?
Manusia yang tinggal di tanah yg sama
Kita tidak dipisahkan bagai langit dan bumi
Kisah cinta kita bisa begitu spesial
Di tangan orang2 yang bersabar dan senantiasa tahu batasnya.
Sungguh percayalah

Kamis, 10 April 2014

Hingga hari ini aku hanya berkutat dengan harapan-harapan, karena ternyata, itulah yg tersisa.

Sehari yang lalu seseorang itu bisa jadi "everything" kita, untuk besok lusa "nothing" yang tersisa. Oleh karena itu, pandai-pandai-lah mengendalikan harapan. Apalagi, jangan sampai, kita melakukan "everything" untuk seseorang yang menganggapnya "nothing". Itu rumit dan menyesakkan.
Semua kehilangan itu menyakitkan. Apa pun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi yang ditinggalkan.
 

Rabu, 02 April 2014

“Hidup ini terbatas dan hanya sekali. Jadi jangan habiskan dalam kehidupan orang lain--sedangkan kita tidak pernah jadi bagian hidupnya."

“Urusan ini sebenarnya amat sederhana. Seseorang yang mencintaimu karena fisik, maka suatu hari ia juga akan pergi karena alasan fisik tersebut. Seseorang yang menyukaimu karena materi, maka suatu hari ia juga akan pergi karena materi. Tetapi seseorang yang mencintaimu karena hati, maka ia tidak akan pernah pergi! Karena hati tidak pernah mengajarkan tentang ukuran relatif lebih baik atau lebih buruk.”

Berakhlak mulia

Berakhlak mulia itu boleh jadi sama saja dengan membiarkan orang lain berprasangka buruk, membenci, bahkan memfitnah kita, sedangkan kita sendiri selalu berusaha berprasangka baik, menyayangi, terus saling mengingatkan, menasehati, bahkan menyanjung orang lain.

Berakhlak mulia itu boleh jadi membuat kita senantiasa tergugu, sakit, sesak, menangis dalam hati hanya demi benar2 menjaga agar pikiran, lisan. Sedangkan orang lain boleh jadi seperti air di daun talas, becek mulutnya, becek jemarinya mengetik tidak terbendung.

Berakhlak mulia itu bisa jadi membuat kita berpikiran pendek, ringan hati membantu meski untuk memberikan separuh kekayaan kita, sedangkan orang lain berpikir sepanjang langit dan bulan, berat hati menolong padahal kita berhak menerima pertolongan itu.

Berakhlak mulia itu bisa jadi membuat kita tidak populer, dijauhi bahkan mungkin dimusuhi. Sementara kita sebenarnya tidak melakukan apa-apa selain teguh atas sesuatu yg kita yakini kebaikannya. Sebaliknya orang2 lain boleh jd disenangi, dipuja2 sejuta orang melakukan sesuatu padahal itu sungguh sebuah keburukan.

Berakhlak mulia itu boleh jadi memang tidak pernah mudah.

Tapi tidak mengapa, karena dengan akhlak mulia itulah ketenteraman hati akan datang. Tidak megah dan hebat di dunia, tapi kelak, akan ditukar dengan sesuatu yang amat mulia. Insya Allah.

Senin, 31 Maret 2014

“Saya tidak pernah tahu kapan perasaan itu datang. Tiba-tiba sudah hadirlah ia di hati.”

Saat kita sedang sendiri, kesepian, dalam masalah, membutuhkan teman, lantas teringat dengan seseorang, berharap banyak dia akan membantu, atau setidaknya mengusir sedikit gundah-gulana. Apakah itu disebut cinta? Tentu saja. Tetapi kalau demikian, bukankah cinta jadi tidak lebih dari seperangkat obat? Alat medis penyembuh? Selesai malasahnya, saat kita kembali semangat, sembuh, maka persis seperti botol-botol obat, seseorang itu bisa segera disingkirkan. Sementara, dong? Temporer? Juga tentu saja, kecuali kita selalu sakit berkepanjangan, dan mulai mengalami ketergantungan dengan seseorang tersebut. Jika demikian maka cinta jadi mirip nikotin, candu.
Saat kita ingin selalu bersamanya, selalu ingin didekatnya, selalu ingin melihat wajahnya, senyumnya, nyengirnya, bahkan gerakan tangan, gesture, bla-bl-bla. Ingin mendengar suaranya (meski suaranya fals), tawanya (walau tawanya cempreng); apakah itu disebut cinta? Tentu saja. Bagaimana mungkin bukan cinta? Tetapi kalau hanya demikian, maka bawakan saja imitasi seseorang itu ke rumah, taruh seperti koleksi patung, jika ingin mendengar tawanya, stel sedemikian rupa biar dia tertawa, ingin melihat dia bicara, stel agar dia bicara. Bukankah hari ini sudah banyak teknologi imitasi seperti ini? Apakah itu akan berlangsung sementara? Boleh jadi, karena persis seperti kolektor yang memiliki koleksi benda antik, seberapapun berharganya, cepat atau lambat rasa bosan akan tiba. Bisa sih disiasati dengan jarang-jarang melihat koleksi tersebut, jarang-jarang bertemu biar terus kangen dan rindu, aduh, kalau demikian, maka cinta jadi sesuatu yang kontradiktif, bukankah tadi dibilang ingin selalu bersamanya.
Saat kita terpesona melihatnya, kagum menatapnya, begitu hebat, keren, terlihat berbeda, cantik, gagah, dan bla-bla-bla. Apakah itu disebut cinta? Bisa jadi. Tapi jika demikian cinta tak lebih seperti pengidolaan, keterpesonaan. Jika demikian, solusinya mudah, pasang saja posternya besar-besar di kamar. Jika kangen, tatap sambil tersenyum. Taruh foto-fotonya di mana-mana. Selesai urusannya. Apakah ini sementara? Temporer? Tentu saja. Saat idola baru yang lebih keren tiba, saat sosok baru yang lebih hebat datang, maka idola lama akan tersingkirkan. Jika demikian, maka cinta tak ubahnya seperti lagu pop, cepat datang cepat pergi. Persis seperti anggota boyband di tahun 80-an, basi di tahun 90-an, dan anggota boyband di tahun 2012, dijamin basi banget di tahun 2030.
Saat kita tergila-gila, selalu ingat dengannya, tidak bisa tidur, tidak bisa makan, berpikir jangan-jangan kita kehilangan akal sehat, apakah itu disebut cinta? Tentu saja. Tapi jika demikian cinta, maka ia tak lebih dari simptom penyakit psikis? Sama persis seperti penjahat yang jadi buronan, juga tidak bisa tidur, susah makan, dan terkadang berpikir kenapa ia bisa kehilangan akal sehat menjadi penjahat. Sementara? Temporer? Tentu saja. Waktu selalu bisa mengubur seluruh kesedihan.
Hampir kebanyakan orang akan bilang: “Saya tidak pernah tahu kapan perasaan itu datang. Tiba-tiba sudah hadirlah ia di hati.” Ada sih yg jelas-jelas mengaku kalau dia cinta pada pandangan pertama; sekali lihat, langsung berdentum hatinya. Tapi di luar itu, meskipun benar-benar pada pandangan pertama, kita kebanyakan tidak tahu kapan detik, menit, jam, atau harinya kapan semua mulai bersemi. Semua tiba-tiba sudah terasa something happen in my heart.
Terlepas dari tidak tahunya kita kapan perasaan itu muncul, kabar baiknya kita semua hampir bisa menjelaskan muasal kenapanya. Ada yg jatuh cinta karena seseorang itu perhatian, seseorang itu cantik, seseorang itu dewasa, rasa kagum, membutuhkan, senang bersamanya, nyambung, senasib, dan seterusnya, dan seterusnya. Dan di antara definisi kenapa tersebut, ada yang segera tahu persis kalau itu sungguh cinta, ada juga yang berkutat begitu lama memilah-milah, mencoba mencari penjelasan yg akan membuatnya nyaman dan yakin, ada juga yang dalam situasi terus-menerus justeru tdk tahu atau tidak menyadarinya kalau semua itu cinta.
Cinta sungguh memiliki begitu banyak pintu untuk datang. Kebanyakan dari “mata”, mungkin 90%. Sisanya dari “telinga”. Dari bacaan (membaca sesuatu darinya), dari kebersamaan, dari cerita orang lain. Dari mana saja. Lantas otak akan mengolahnya, mendefinisikannya menjadi: sayang, kagum, terpesona, dekat, cantik, ganteng, cerdas, baik, lucu, dan seterusnya. Kemudian hati akan menjadi pabrik terakhir yang menentukan: “ya” atau “tidak”. Selesai? Tidak juga, masih ada ruang buat prinsip-prinsip, pemahaman hidup, pengalaman (diri sendiri atau belajar dari pengalaman orang lain) untuk menilai apakah akan menerima kesimpulan hati atau tidak.
Ini proses cinta kebanyakan. Tetapi orang-orang yang paham, maka pintu datangnya cinta bukan sekadar dari mata atau tampilan fisik saja. Proses mereka terbalik, mulai dari memiliki prinsip-prinsip, pemahaman-pemahaman yang baik, lantas hati dan otak akan mengolahnya, baru terakhir mata, telinga dan panca indera menjadi simbolisasi cinta tersebut.
Tetapi apapun pintu dan prosesnya, jika akhirnya semua fase itu terlewati masih ada satu hal penting lainnya yg menghadang. Yaitu kesementaraan. Temporer. Apakah cinta itu perasaan yang bersifat temporer? Kabar buruknya ya. Jangan berdebat soal ini. Sehebat apapun cinta kita, pasti takluk oleh waktu. Tapi kabar baiknya, meski ia bersifat sementara, kita selalu memiliki kesempatan untuk membuatnya ‘abadi’, everlasting. Bagaimana caranya? Dengan pemahaman-pemahaman yang baik. Ada rambu-rambu agama yang harus dipatuhi, ada nilai-nilai yang harus dihormati. Tidak bisa semuanya diterabas. Pasangan yang memiliki hal tersebut, mereka bisa menjadikan perasaan cinta utuh semuanya. Maka abadilah perasaan itu.
Terakhir, saat kita selalu termotivasi untuk terus berbuat baik hari demi hari, memberikan semangat positif, terus memperbaiki diri setiap kali mengingatnya, apakah itu juga disebut cinta? Iya, inilah hakikat cinta. Saat perasaan itu menjadi energi kebaikan. Dan itu tidak berarti kita harus selalu menyampaikan kalimat itu. Orang-orang yang menyimpan perasaannya, menjaga kehormatan hatinya, dan menjadikan perasaan tersebut sebagai energi memperbaiki diri, maka cinta menjelma menjadi banyak kebaikan.
Apakah itu sementara? Memang sementara, nah, semangat untuk terus memperbaiki diri karena cinta tersebut akan menjadi jaminan keabadiannya. Percayalah, bagi orang-orang yang memiliki pemahaman yang baik, cinta selalu datang di saat yang tepat, momen yang tepat, dan orang yang tepat, semoga semua orang memiliki kesempatan merasakannya.

Jumat, 21 Maret 2014

kadang merasa sendiri

Ketika seseorang hadir dalam hidup kita,
Bukan berarti dia akan selalu bersama kita
Kadang kita lupa,
Boleh jadi tujuan terbesarnya adalah agar kita belajar
Dari hal menyakitkan dan menyenangkan
Saat dia telah pergi kemudian

Ketika sebuah masalah melingkupi kita
Bukan berarti kita bisa mengatasinya segera,
Seperti minum obat langsung cespleng
Kadang kita lupa,
Boleh jadi tujuan terbesarnya adalah agar kita bersabar
Menjadi lebih kuat dan kokoh
Untuk menghadapi masalah lebih besar lagi

Banyak sesuatu yang terlihat
Tapi sejatinya bukan demikian kelihatannya
Seringkali sesuatu yang kita pahami
Namun sesungguhnya tidak begitu hakikatnya

Misalnya,
Jatuh cinta itu kadang memang mudah
Tapi menjaganya abadi adalah sejatinya
Cinta pertama itu memang indah
Namun cinta terakhir selama-lamanya adalah hakikatnya

Semoga kita tidak melupakan yang satu ini.

Sabtu, 01 Maret 2014

Intinya saya Jomblo ┓(´_`)┏

Saya memang masih jomblo
Terus kenapa?
Jodoh saya masih LDR, long distance relationship
Masih disimpan jauh sekali besok lusa, di masa depan

Saya memang belum menikah
Terus kenapa?
Yang terbaik, selalu disimpan terakhir
Jagoan selalu muncul di ujung2
Dan saya akan menunggu dengan sabar

Saya memang belum punya pasangan
Terus kenapa?
Saya memilih memperbaiki diri
Fokus belajar dan bekerja
Maka yang terbaik akan datang sendiri

Saya memang masih kondangan sendiri
Terus kenapa?
Besok lusa akan tiba gilirannya
Saya percaya dengan janji2 terbaik
Dan doa2 terbaik dari orang yang sungguh peduli
Bukan sekadar rese' sibuk bertanya
Sambil tertawa cengengesan
Wajah sok akrab tapi sebenarnya meremehkan

Saya memang masih jomblo
Terus kenapa?
Masbuloh?
Masalah buat loh?

Entahlah (ˇ_ˇ'!l)

Saat senja datang,
Apakah Bumi yang pergi meninggalkan
Atau Matahari yang mengucapkan selamat tinggal?

Saat purnama tinggi,
Apakah Bumi yang menatap rindu
Atau Rembulan yang menatap kangen?

Saat hujan turun,
Apakah awan yang berlarian tak sabar
Atau Bumi yang menyambut riang?

Entahlah.

Saat dua sahabat lama bertemu
Siapa yang menunggu, siapa yang datang
Jika dua-duanya berpelukan erat

Saat dua musuh berperang
Siapa yang memulai, siapa yang mengakhiri
Jika dua-duanya sama-sama binasa

Pun, saat sebuah hubungan terputus
Siapa yang pergi, siapa yang ditinggal
Jika dua-duanya sama2 terluka

Entahlah.

Tapi kamu tidak :'(

Sahabat baik seperti belajar naik sepeda
Walaupun lama tak bersua,
Jarak dan waktu memisahkan,
Saat bertemu kembali, tetap sama
Mungkin sedikit kaku di awalnya, tapi sama menyenangkan

Sahabat baik laksana lukisan bersejarah
Walaupun muncul teman baru
Tempat baru, sekolah baru, pekerjaan baru
Selalu ada tempat meletakkan lukisan tersebut
Di ruangan terbaik, dan semakin bernilai
Di antara benda-benda istimewa lainnya

Sahabat baik seperti hujan
Yang menyiram lembut tanah gersang nan tandus
Agar tumbuh benih-benih manfaat
Besok lusa tinggi menjulang karena kepedulian
Selalu begitu, tak pernah berhenti

Aduhai,
Sahabat baik bagai weker, dia mengingatkan
Sahabat baik bagai helm, dia melindungi
Pun bagai sapu lidi, tiada guna sapunya kalau hanya sehelai lidi
Sahabat baik adalah segalanya

Dan tentu saja
Dia lebih istimewa dibanding HP, laptop, gagdet kita
Yang pasti dibuang saat rusak atau ketinggalan jaman
Sahabat baik selalu sebaliknya: semakin lama, semakin istimewa
Selalu spesial.

"Kehidupan"

Kadangkala,
Kita baru kuat,
Setelah tidak ada pilihan kecuali harus kuat

Kadangkala,
Kita baru bisa,
Setelah tidak ada pilihan kecuali harus bisa

Situasi2 yang membuat terpojok
Tidak ada pilihan,
Harus dilewati, kuat atau tidak
Harus dilampaui, bisa atau tidak

Seringkali
Kita belajar bijak
Setelah melakukan kesalahan2

Seringkali
Kita jadi bahagia
Setelah melewati kesedihan2

Situasi2 yang membuat kita tersudut
Tidak ada pilihan,
Harus dilalui, benar atau keliru
Harus dijalani, suka atau tidak

Itulah yang disebut kehidupan.
Selalu melahirkan orang2 yang tangguh.
Bukan si pengeluh tak berkesudahan.

Rabu, 19 Februari 2014

tentang perasaan

Wahai perasaan
Kau buat pagiku jadi mendung, soreku jadi kelam
Kau buat siangku jadi gelap, dan malam semakin gulita
Kau buat beberapa menit lalu aku gembira,
untuk kemudian bersedih hati

Wahai perasaan
Kau buat aku berlari di tempat
Semakin berusaha berlari, kaki tetap tak melangkah
Kau buat aku berteriak dalam senyap
Kau buat aku menangis tanpa suara
Kau buat aku tergugu entah mau apalagi

Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang gila
Mengunjungi sesuatu setiap saat, untuk memastikan sesuatu
Padahal buat apa?
Ingin tahu ini, itu, untuk kemudian kembali sedih
Padahal sungguh buat apa?

Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang bingung
Semua serba salah
Kau buat aku tidak selera makan, malas melakukan apapun
Memutar lagu itu2 saja,
Mencoret2 buku tanpa tujuan
Mudah lupa dan ceroboh sekali

Wahai perasaan
Cukup sudah
Kita selesaikan sekarang juga
Karena,
Jalanku masih panjang
Aku berhak atas petualangan yang lebih seru

Selamat tinggal
Jalanku sungguh masih panjang....

Rabu, 12 Februari 2014

The Only Exception | Paramore

{Verse 1}
When I was younger I saw my daddy cry
Saat aku muda kulihat ayahku menangis
And curse at the wind
Dan mengutuk angin
He broke his own heart
Dia patah hati
And I watched As he tried to reassemble it
Dan kulihat saat dia berusaha merajutnya kembali
And my momma swore that she would never let herself forget
Dan ibuku bersumpah bahwa dia takkan pernah melupakan
And that was the day that I promised
Dan itulah hari dimana aku berjanji
I'd never sing of love
Aku takkan pernah menyanyikan cinta
If it does not exist
Bahwa tak ada cinta
But darlin'
Namun kasih

{Chorus}
You are the only exception
Kecuali dirimu
You are the only exception
Kecuali dirimu
You are the only exception
Kecuali dirimu
You are the only exception
Kecuali dirimu

{Verse 2}
Maybe I know, somewhere deep in my soul
Mungkin aku tahu, di suatu tempat di relung jiwaku
That love never lasts
Bahwa cinta takkan abadi
And we've got to find other ways to make it alone
Dan kita harus menemukan cara lain untuk mewujudkannya
Or keep a straight face
Atau terus berwajah dingin
And I've always lived like this
Dan aku selalu hidup begitu
Keeping a comfortable distance
Menjaga jarak
And up until now
Dan hingga kini
I had sworn to myself that I'm content
Aku telah bersumpah pada diriku sendiri bahwa aku puas
With loneliness
Dengan kesendirian
Because none of it was ever worth the risk
Karena semua itu mudah dilakukan

{Chorus}

{Bridge}
I've got a tight grip on reality, but I can't
Aku berpegang teguh pada kenyataan, namun aku tak dapat
Let go of what's in front of me here
Melepaskan apa yang di depanku kini
I know you're leaving in the morning
Aku tahu kau akan meninggalkanku di pagi hari
when you wake up
Saat kau bangun
Leave me with some kind of proof it's not a dream
Tinggalkan aku dengan bukti bahwa itu bukan mimpi

{Chorus}
[X2]

And I'm on my way to believing
Dan aku sedang berusaha percaya
Oh, and I'm on my way to believing
Oh, dan aku sedang berusaha percaya

Senin, 10 Februari 2014

Meletakkan Cinta

Cinta itu bukan soal kebersamaan apalagi memiliki.

Melainkan pada ingatan yang diletakkan di hati kita masing2, pun dalam doa2 yang dipanjatkan dalam senyap.

Itulah kenapa, kalaupun kita tidak memiliki seseorang/sesuatu, tidak bersama dengannya, atau malah dibenci karena salah paham, perbedaan, atau memang simpel karena tidak suka (apapaun alasan tdk suka tersebut), kita tetap selalu bisa menyebutnya dengan kata cinta.

Minggu, 09 Februari 2014

Gagal, terlambat, kecewa

Kenapa kita disebut 'gagal'? Karena kita mencoba sesuatu, dan gagal. Tidak ada definisi gagal jika kita tidak mencobanya sama sekali, bukan?

Kenapa kita disebut 'terlambat'? Karena kita datang, dan telat. Tidak ada definisi terlambat jika kita tidak datang sama sekali, bukan?

Kenapa kita disebut 'kecewa'? Karena kita pernah berharap, dan sekarang harapan itu musnah. Tidak ada definisi kecewa jika kita tidak pernah berharap sama sekali, bukan?

Dalam hidup ini, tidak ada definisi untuk tiga hal tersebut jika syarat kejadiannya tidak terpenuhi--juga hal-hal lain. Maka, jika semua itu sudah terlanjur terjadi, dan kita tidak bisa punya pilihan lain kecuali melewatinya, ayo ambil sisi positifnya. Lebih baik gagal daripada tidak mencoba sama sekali. Lebih baik terlambat daripada tidak datang sama sekali. Dan lebih baik kecewa daripada kehilangan pengharapan sama sekali. Maka besok lusa, diperbaiki, semoga kegagalan itu adalah sukses yg tertunda, keterlambatan itu adalah awal ketepatwaktuan, dan kekecewaan itu adalah awal kabar baik.

Kenapa kita disebut 'menyesal'? Yang ini sedikit berbeda definisinya, sebab menyesal, tidak pernah pandang bulu, mau kita lakukan, mau tidak, mau salah, mau keliru, dia tetap datang terakhir kali. Tidak perlu ada syarat kejadiannya. Menyesal adalah menyesal. Sungguh lebih baik gagal, terlambat, kecewa dibandingkan menyesal.
Jadilah orang yang selalu memberikan kalimat2 positif, semangat untuk orang banyak. Maka semoga itulah yang akan mantul kembali kepada kita.

Karena jika sebaliknya, kita lebih memilih memberikan kalimat2 negatif, prasangka buruk, tuduhan2, maka itu juga yang akan memantul kembali kepada kita.

Sabtu, 08 Februari 2014

sudikah kau mengulurkan tanganmu untuk membantuku bangun dengan keadaan kedua lutut mencium tanah saat ini :'(

















Aku lelah menjadi matahari...
karena kau slalu sembunyi di balik rimbunnya pepohonan hindari cahyaku
Aku lelah menjadi angin...
Karena aku tak mampu padamkan api yang kau mainkan
Aku lelah menjadi sungai...
Karena aku tak mampu enyahkan limbah-limbah dusta yang kau buang dalam airku yang mengalir

Aku tak sanggup memandangi daun-daun asa yang perlahan mulai mengering dan jatuh berguguran
Aku tak sanggup menghadapi kenyataan begitu banyak rahasia dibalik hamparan daun-daun kering di halaman kita
Haruskah kusudahi saja perjalanan ini, karena ku tahu pada akhirnya aku kan tetap jatuh dalam jurang keputusasaan yang teramat dalam
Haruskah kurebahkan rapuh tubuh ini di tepi jalan berdebu hingga malam berganti dan embun pagi membangunkanku esok hari

Senin, 03 Februari 2014

Sedih sekali ketika teman baik pelan-pelan menghindar, kemudian menjauh, menjadi orang asing.

Ayo, persahabatan kita jauh lebih penting dibanding egoisme sesaat, pun kesalahpahaman, maupun batu kerikil kecil lainnya.
“Dia membenciku? Entahlah. Tak mungkin orang membenci tapi masih rajin bertanya. Atau memang ada jenis benci baru dalam kehidupan?"

When I am T.I.R.E.D

Ketika kita merasa ada orang yang sedang menghindari kita, maka boleh jadi cara mengatasinya adalah menunggu sejenak hingga suasana lebih nyaman. Bukan justeru langsung melakukan konfrontasi dan konfirmasi besar-besaran.

Tenang saja, salah paham akan terselesaikan dengan baik; kekeliruan bisa diperbaiki; kekecewaan bisa diobati. Sepanjang mau bersabar sejenak dan selalu tulus.


Jangan membicarakan orang lain di belakangnya. Itu hanya prilaku pengecut yang tidak berakhir
jika kita yang dibicarakan tersebut. Jangan ambil hati, biarkan saja, itu simply menunjukkan orang2 itu memang selalu di belakang kita. Persis seperti roda belakang motor yang hanya bisa menatap roda depan, tapi tidak pernah bisa menyalipnya. Frustasi sekali.


"Ajarkan aku untuk selalu memiliki hati yang cantik. Tidak peduli meski orang-orang tidak pernah sekali pun menyadari kecantikan hati tersebut.”

buat kamu yang pernah bilang "My Everything"

“Jika dua orang memang benar2 saling menyukai satu sama lain. Itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi ‘hadiah’ yg hebat utk orang2 yg bersabar.
Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri utk terus menjadi lebih baik, bukan dengan melanggar banyak larangan. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar".